Minggu, 30 Oktober 2011


SURAT   CINTA
 TO: CALON   SUAMI

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Dear calon suamiku

        Apakabarnya imanmu hari ini? Sudahkah harimu siawali dengan syukur karena dapat menatap kembali fananya hidup ini? Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah aku genggam?

Wahai calon suamiku

        Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?disini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.

     Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian terapuh diriku, namun aku tahu jawabannya. Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengigat-Nya dan kembali mencintai-Nya. Ujian demi ujian insyaallah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu, menemani hatimu.

Calon suamiku

        Entah dimana drimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini telah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak. Apa yang kuharapkan dari dirimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku. Hanya kesia-siaan yang dapati.

     Aku masih haus akan ilmu, namun berbekal ilmu yang saat ini , aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhoan Allah dan dirimu, suamiku.

Wahai calon suamiku

       Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Namun nanti, setelah menjadi isterimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak disyurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang soleh.
Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai dari pda aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu.

      Pernah suatu ketika aku membaca sebuah kisah, “aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus berduri. Aku minta kepada-Nya hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat berbulu. Aku sempat kecewa dan protes. Betapa tidak adilnya ini. Namun kemudian kaktus itu berbunga, sangat indah sekali. Dan ulatpun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang teramat cantik. Itulah jalan Allah. Indah pada waktunya. Allah tidak member apa yang kita inginkan, tapi Allah member apa yang kita butuhkan.” Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski bukan seperti yang aku harapkan.

Calon suamiku yang dirahmati Allah

        Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita. Karna itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih.

     Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita. Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yanh halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama gengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah SWT.

    Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalan kehidupan.
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.

Calon suamiku

     Inilah harapan sekilas yang kuukirkan dalam rangkai kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah akan memahami diriku. Sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.


      Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita. Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yanh halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama gengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah SWT.
    
        Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalan kehidupan.
       Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
Calon suamiku

       Inilah harapan sekilas yang kuukirkan dalam rangkai kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah akan memahami diriku. Sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

0 komentar:

Trik-Tips Blog Trick Blog